Trending News
Permit To Work (PTW) K3 Gagal Karena 5 Hal ini
Photo by energepic.com on Pexels.com
Blog

Permit To Work (PTW) K3 Gagal Karena 5 Hal ini 

Permit To Work (PTW) K3 Gagal Karena 5 Hal ini

Permit To Work (PTW) K3 merupakan aktifitas pengendali insiden yang sangat diandalkan oleh praktisi K3. PTW memang salah satu “barrier” untuk tidak terjadi insiden. Kepercayaan ini tertanam kuat dalam pola pikir para praktisi dan akademisi K3.

Bila membaca berbagai hasil penelitian mengenai PTW, maka kepercayaan terhadap PTW sebagai barrier insiden memang mendapat dukungan secara ilmiah. Bahkan, salah satu penelitian menyebutkan bahwa salah satu perusahaan mempunyai slogan ” No PTW No Work”. Begitu kuat tertanam dalam mindset mereka bahwa PTW is everything to prevent to the incidents. Yes there is right.

Lantas bagaimana dengan kecelakaan yang terjadi pada ketinggian meski ada PTW? Begitu juga dengan pekerja yang tewas dalam tangki saat melalukan pekerjaan pembersihan dan PTW sudah dikantongi? Intinya dalam insiden-insiden itu ada “keterlibatan” PTW di dalamnya. Hal yang lebih menarik adalah pada saat dilakukan investigasi, para investigator banyak yang tidak dapat menangkap bagaimana PTW itu bisa “speak up” dalam aktifitas pekerjaan dimana insiden itu terjadi.

Harus dipahami bahwa PTW secara fisik adalah selembar kertas, yang tidak bisa berbicara apalagi berteriak terhadap para pelanggar PTW. Para pembuat atau pelaksana PTW yakin memang PTW adalah tool to prevent incident tapi mereka tidak tahu bagaimana cara menggunakan “tool” tersebut. Kondisi inilah yang saya sebut sebagai sisi gelap PTW.

Beberapa sisi gelap PTW yang sering tidak disadari oleh para pembuat / pelaksana PTW :

  1. Gagal membentuk partisipasi aktif (mindset dan perilaku) para pekerja yang akan mengeksekusi PTW adalah aktifitasnya. Kegagalan apa yang terjadi ? Umumnya adalah gagal melakukan “pengujian ulang” analisis resiko dalam PTW dengan cara meminta feed-back dari para pekerja yang akan melakukan pekerjaan tersebut. Pekerja, lagi-lagi, dianggap “obyek” dari PTW bukan “subyek” dari PTW.
  2. Gagal menjalankan “leadership” saat mengeksekusi PTW
  3. Gagal memastikan “understanding” pekerja terhadap risiko yang teridentifikasi dalam PTW
  4. PTW tidak konsisten di monitor dan di inspeksi dan selalu percaya 100% pengendali risiko yang sudah disusun efektif. Risiko adalah proses yang dinamis, kadang yang tidak tertangkap (unforeseen/hidden) lebih sering muncul ketimbang risiko yang sudah “ditangkap” saat PTW dibuat.
  5. Gagal memastikan muncul “self-motivated (accountability)” untuk melaporkan semua bentuk deviasi yang muncul dan tidak teridentifikasi dalam PTW dan para pengawas gagal memberi ruang/sarana atas accountability tersebut
Sumber : https://katigaku.top/2022/02/25/kegagalan-permit-to-work/

Related posts

Tinggalkan Balasan

Required fields are marked *

WeCreativez WhatsApp Support
Anda mengalami kesulitan ?. Atau butuh informasi lainnya ?
kami akan dengan senang hati jika anda hubungi :)